Tujuh Tahapan Pergantian Kepemimpinan Nasional
Pujangga besar Indonesia yaitu Jayabaya juga telah memprediksi yang sejauh ini terbukti tepat tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh bangsa Indonesia dan pergantian kepemimpinan nasional yang telah terbukti menunjukkan keakuratannya tersebut terdiii dari tujuh periode tahapan yang dapat disarikan sebagal berikut :
- Periode Pertama yaitu masa pergerakan naslonal dan deklarasi kemerdekaan Indonesia, di mana tampil Satriya Kinunjara Marwan Kuncara pemimpin bangsa ini dikarakteristikkan sebagai tokoh yang tadinya berkungkung dan terpenjara walaupun akhirnya tampil dengan kemenangan dan kecemerlangan. Tahapan ini sangat tepat untuk menggambarkan periode kepemimpinan nasional Presiden Soekarno yang telah dengan sukses meletakkan dasar persatuan kesatuan dalam kedautatan lndone!ãa yang mandiri di bidang ekonomi dan membangun bangsa yang berkepribadian.
- Periode Kedua adalah masa Orde Baru, di sini tamil Satriya Wibawa Kesandhung Kesampar yang menggambarkan masa kecemerlangan dan keutuhan kepemimpinan nasional Soeharto di mana pada masanya meletakkan dasardasar pembangunan fisik yang gegap-gempita meskipun pada masa meletakkan dasar-dasar pembangunan fisik yang gegap-gempita meskipun pada akhirnya meninggalkan setumpuk persoalan utang yang membuat bangsa ini harus pontang-panting.
- Periode ketiga adalah masa transisi dan Orde Baru ke Orde Reformasi, di mana tampil Satriya Jinumput Sumelo Atur, merupakan hadirnya tokoh nasional yang tampil sejenak untuk mengintervensi keadaan supaya tidak ada suasa chaos. Keadaan ini secara tepat menggambarkan penode pemerintahan Presiden BJ Habibie. BJ Habibie Presiden III Republik Indonesia. 21 Mel 1998 – 20 Oktober 1999 berarti hanya 17 bulan berkuasa. Sungguh waktu yang amat singkat guna bertindak menyelamatkan negara dalam melaksanakan reformasi konstitusional, namun seperti kita ketahui bahwa beliau telah sukses membukakan pintu gerbang menuju kehidupan berdemokrasi. Dan ketika pertanggungjawabannya ditotak oleh MPR dengan perbandingan 355 menolak dan 322 menerima, maka beliau mengurungkan niatnya menjadi kandidat presiden selanjutnya, hal ini menunjukkan bahwa beliau menghargai proses demokrasi dalam arti pemungutan suara dan hasilnya, serta lebih menjunjung tinggi moral dan etika berpolitik.
- Periode keempat adalah menggambaran yang terjadi saat tampil Satriyo Piningit Hamong Tuwuh yang merupakan gambaran ketidakterdugaan tampilnya Abdurrahman Wahid sebagai Presiden IV Indonesia yang merupakan hasil pemungutan suara sebagai bagian dari proses demokrasi. Beliau telah mengadopsi beberapa paradigma global untuk dijadikan acuan kerja seperti meletakkan dasar-dasar kehidupan demokrasi dalam berbangsa dan bernegara, transparansi, perwujudan HAM, supremasi hukum, dan good godvernance yang sebenarnya sudah terlihat upaya awal pelaksanaannya.
- Periode kelima adalah Satriyo Lelana Tapa Ngrame adalah menggambarkan di mana akan tampiliya pemimpin bangsa yg melalui tahapan difitnah, dideskriditkan, terlunta-lunta. sebelum kemudian berdiam diri di tengah berbagai hujatan sampai khalayak tersadar dan melihat kebenaran dan kebijakannya. Hal ini bisa menggambarkan pemimpin tertinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ibu Dyah Permata Megawati Setyowati Soekamoputri. Beliau adalah kandidat Presiden tahun 2000-2004 yang ka]ah dengan kandidat lain yaltu Abdurrahman Wahid, meskipun partal yang dipimpin memenangkan Pemilu tapi beliau bisa menerima dengan legawa atas hasil pemungutan suara di sidang MPR sebagai bagian dari proses pendidikan demokrasi bangsa indonesia. Makna yang pantas kita teladani datam pendidikan politik dan beliau adalah kesabaran, kerelaan dalam mengedepankan kepentingan bangsa dan menjunjung tinggi moral serta etika berpolitik. Meskipun dalam proses demokrasi daii partainya, sebab sepeili kita ketahui bersama bahwa inandat pantainya di kongres Bali adalah sebagai Presiden dan dipertegas lagi waktu kongres di Semarang. Kalau kita mencerinati ramalan pada urutan ke kelima jul. dan dikaitkan situasi politik di mana gonjang-ganjing elite politik dan memburuknya ekonomi bukan tidak mungkin Satriya Lelana Tapa Ngrame akan segera tampil memimpin bangsa Indonesia..
- Periode keenam dalam ramalan ini adalah merupakan forecasting ke masa depan setelah bangsa Indonesia melewati tahapan masa transisi, di mana akan tampil seorang pemimpin naslonal yang berpredikat Satrya Boyong Pembukane Gapura pada masa ini diharapkan bangsa Indonesia dipimpin oleh seorang yang bisa membuka pintu gerbang utama menuju tercapainya cita-cita masyarakat madani.
- Ramalan Jayabaya pada periode ke tujuh adalah akan merupakan periode emas dan masa kejayaan kecemerlangan bangsa dan negara Indonesia di mana akan tampil Satriya Pinandhita Kasinungan Wahyu yang mempunyai dan kapabilitas untuk segala persyaratan memenuhi tuntutan dan amanat rakyat mewujudkan kualitas terbaik dalam kebldupan berbangsa dan bernegara.
Tentu saja yang dimaksud Satriya dalam tujuh tahapan di atas bukanlah dalam perngertian jender, melainkan sifat dan karakter yang ada dalam orang pemimpin bangsa. Merujuk kembali ke kalatida maka pemimpin bangsa yang berikutnva yang merupakan peniode kelima, digambarkan akan membawa bangsa dan negara Indonesia pada keadaan: Ratune Ratu Utama, Patihe patih Inuwih// Pro nayaka tyas raharja, Panarkare becik-becik.
Prosa liris di atas merupakan gambaran filosofis bahwa pada periode kelima, keenam dan ketujuh merupakan roda perputaran sejarah akan kembali membawa Indonesia ke masa cemerlang, dipimpin oleh pemimpin nasional yang legislatif dan didukung okh jajaran yang beranggotakan para profesional, cakap dan bermoral tinggi. Dalam tinjauan filosofis ilmiah maka sangat diperlukan kehati-hatian dan kecermatan untuk memilih, menyusun jajaran orang-orang yang bisa mencerminkan gambaran di atas dan membawa negara dan bangsa Indonesia keluar dari turbulensi kesuraman menuju masa yang cemerlang.
Ditulis oleh Endu Marsono, Ketua Yayasan UNS dalam Suara Merdeka Pada Masa pemerintahan Abdurrahman Wahid